Yogyakarta, 21 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak Panglima Besar
Jenderal (Purn.) H.M. Soeharto
di
Jakarta
Bapak Integrasi TIMTIM[1]
Dengan Hormat,
Dengan segala kerendahan hati, kami
sampaikan salam hormat, Semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat wal
afiat dalam lindungan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Pertama-tama perkenankan kami memperkenalkan diri sebagai Kelompok Studi East Timor Student Movement,
yakni kelompok studi yang berkedudukan di Yogyakarta yang menghimpun
para mahasiswa (dan pelajar) dari Timor Timur dan berbagai daerah di
Indonesia, yang berusaha mengamati perkembangan pembangunan di Timor
Timur sebelum, sesudah, dan selama integrasi. Hasil pengamatan ini
kemudian kami ketengahkan kepada masyarakat luas, baik di dalam maupun
di luar negeri, melalui seminar diskusi ilmiah maupun kerja lapangan.
Dalam setiap kegiatan, kami berusaha pula untuk mensosialisasikan ide
Integrasi rakyat Timor Timur dengan Republik Indonesia yang disampaikan
pada tanggal 17 Juli 1976.
Sebagai saudara bungsu dari generasi
muda Indonesia, kami mohon agar diperkenankan menyampaikan pernyataan
sikap, berkenaan dengan keputusan Bapak untuk berhenti sebagai
Presiden/mandataris MPR periode 1998-2003. Pernyataan sikap tersebut
adalah:
- Kami lahir dan pernah tumbuh dalam suasana kehidupan kolonial Portugis. Kini setelah lebih dari 20 tahun Integrasi kami hidup dalam alam merdeka. Pada masa kolonial, hanya sebahagian rakyat Timor Timur yang dapat menikmati kehidupan yang baik. Kenyataan ini tidak akan pernah terwujud seandainya bukan Bapak H.M. Soeharto yang memimpin Rakyat Indonesia sewaktu kami, rakyat Timor Timur, menyampaikan keinginan untuk bergabung pada tanggal 17 Juli 1976.
- Tanpa mengurangi rasa hormat kami, keputusan Bapak untuk berhenti dari jabatan sebagai presiden/mandataris MPR untuk periode 1998-2003, kami merasakan suatu kehilangan besar. Terus terang, kami sangat menyayangkan keputusan tersebut, tetapi karena rasa sayang dan cinta kami kepada Bapak H.M. Soeharto, kami menghormati keputusan Bapak tersebut dengan sepenuh hati. Dan kami bertekad akan terus mendukung Bapak.
- Generasi muda Timor Timur menyampaikan ucapan terima kasih, yang rasanya terlalu kecil jika dibandingkan dengan jasa Bapak selama ini, kami mengusulkan Bapak H.M. Soeharto sebagai Bapak Integrasi Timor Timor dengan Republik Indonesia.
- Kami ingin menyampaikan permohonan agar Bapak tetap membimbing, mengerahkan, menyemangati dan sekaligus memimpin kami dalam rangka belajar untuk memimpin rakyat Timor-Timur sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Bagi kami, Timor Timur adalah Indonesia, Indonesia adalah Timor Timur. Sekali lagi kami menjadi bangsa Indonesia, tetap menjadi bangsa Indonesia sampai akhir hayat.
Atas perhatian dan perkenan Bapak H.M.
Soeharto untuk mendengarkan pernyataan sikap kami, tidak lupa kami
haturkan limpah terima kasih.
Kelompok Studi
East Timor Student Movement
Octavio A.J.O Soares
Yogyakarta
[1]
Dikutip langsung dari buku berjudul “Empati di Tengah Badai:
Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998″, (Jakarta:
Kharisma, 1999), hal 160-161. Surat ini merupakan salah satu dari 1074
surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan
luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan
simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat
tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.