Kabupaten Kutai, 28 September 1998
Kepada
Yth. Bapak Mantan Presiden Soeharto
di Kediaman
Balik Membenci Penghujat[1]
Assalaamu ‘alaikum wr. wb
Bapak Soeharto yang arif/bijaksana. Saya
adalah sebagian rakyat yang masih mencintai Bapak. Saya sedih apabila
melihat Bapak di televisi. Bapak yang telah dihujat sebagian orang yang
telah dipengaruhi oleh orang yang selama ini menjatuhkan Bapak. Namun
Bapak dengan sabar menerima hujatan itu tanpa membalas. Saya sedikitpun
tidak percaya bahwa Bapak menggunakan uang negara dan menyimpannya di
luar negeri. Apa yang dikatakan orang-orang Bapak berkedok yayasan, dan
mengatasnamakan rakyat adalah bohong. Rakyat percaya kepada Bapak, dan
selalu ingat akan jasa-jasa Bapak selama ini. Bagi saya, wajar Bapak
kaya dan hak Bapak menyimpan uang di mana saja. Yang penting Bapak tidak
pernah menggunakan uang negara. Kenapa harus dipermasalahkan?.
Saya sangat simpati dengan sikap Bapak
dan semoga Bapak selalu sabar dan dikuatkan iman menghadapi semua ini.
Saya yakin Allah akan selalu membantu Bapak. Masih ada yang selalu
mempercayai Bapak, dan mendoakan Bapak. Saya mohon maaf atas kedatangan
surat ini. Namun semua ini ungkapan perasaan saya yang sangat sedih
melihat Bapak. Saya sampai meneteskan air mata waktu Bapak mengundurkan
diri pada tanggal 21 Mei 1998 dan saya meneteskan air mata waktu Bapak
menyerahkan surat kuasa di Kejaksaan, dan melihat senyum khas Bapak dan
melambaikan tangan. Semua orang bicara bahwa Bapak sabar dan tegar. Dan
malah balik membenci orang yang menghujat dan menghina Bapak.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Halimah HS
Kalimantan Timur
[1]
Dikutip dari buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan
Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998″, (Jakarta: Kharisma,
1999), hal 978. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang
dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri,
antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati
setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut
dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.