Sidang Kabinet, Presiden Soeharto Tekankan Peningkatan Ekspor Non Migas [1]
KAMIS, 5 NOVEMBER 1987, Pukul 10.20 pagi ini, Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin, bertempat di Bina Graha. Didalam sidang Presiden Soeharto meminta agar upaya untuk meningkatkan ekspor non-migas dilakukan secara terus menerus. Presiden mengharapkan agar di masa datang ekspor non-migas dapat diseimbangkan dengan ekspor migas, malah, kalau bisa, melebihinya. Untuk itu, jalur jalur perdagangan luar negeri juga perlu diperkokoh. Dikemukakan oleh Kepala Negara bahwa dengan meningkatnya ekspor non-migas, bukan saja devisa dapat diraih lebih banyak, tetapi pendapatan petani juga akan meningkat, disamping ekspor non-migas itu dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Didalam sidang diungkapkan bahwa ekspor non-migas pada bulan Agustus yang lalu mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Neraca perdagangan (sementara) Indonesia dalam bulan Agustus 1987 memperlihatkan ekspor sebesar US$1.665,7 juta, sedangkan impor berjumlah US$981,7 juta. Dengan demikian dalam bulan Agustus terdapat surplus sebesar US$684 juta. Dari neraca tersebut, ekspor non-migas mencapai US$804,5 juta atau merupakan 47% dari keseluruhan jumlah ekspor. (AFR)
-----
[1] Dikutip dari buku "Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988", hal 666. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003