Pengantar
Revolusi Bolshevik tahun 1917– 1923 sukses menghancurkan kekaisaran Katolik ortodok di Soviet.Komunis Soviet dibantu makar konspirasi global berhasil meluluhlantakkan dua pranata sekaligus. Institusi politik kerajaan dibongkar menjadi institusi politik republik dan institusi agama Katolik yang theis dijebol oleh insitusi komunis yang atheis.Skenario penghancuran pemerintahan dan agama oleh para konspirator berjalan sesuai target yang diinginkan.
Komunis Indonesia memperoleh inspirasi dan instruksi dari sejarah Rusia untuk melakukan tindakan hal yang sama.Bulan Desember 1945 sejarah bangsa Indonesia yang masih seumur jagung mencatatperistiwa di tiga kabupaten Brebes, Tegal, dan Pemalang di Jawa Tengah.
Teror dan aksi kekerasan dan pembunuhan sebagai modus khas komunis terhadap golongan yang berseberangan secara ideologis dilancarkan. Para aparat pemerintahan dan aparat keamanan serta masyarakat sipil yang dianggap kontra revolusi dibui. Para pemimpin kepala daerah setingkat bupati ditangkap, ditahan dandipenjara. Kepala daerah Tegal harus menyingkir demi alasan keamanan dan keselamatan jiwanya yang kemudian kedudukannya digantikan oleh kader loyalis PKI.
Tahun 1948 upaya untuk menjadikan Indonesia menjadi Republik Soviet Indonesia dijalankan dengan teror, penyerbuan pesantren, penangkapan para kyainya dan pembantaian.Banyak umat Islam menjadi korban kekerasan PKI.
Strategi PKI dapat dicermati dan dianalisa dengan strategi partai komunis pada umumnya. Strategi pertama partai komunis akan selalu mengajak bekerja sama dengan pihak lain, termasuk dengan umat beragama, termasuk Islam untuk merebut kekuasaan melalui top down dan buttom up baik melalui makar pemberontakan maupun berkedok pro demokrasi di parlemen. Strategi ini tahun 1927 mengalami kegagalan di Cina. Kegagalan yang sama juga dialami di Jerman pada tahun 1933.Berturut-turut di Indonesia pada 1948 gagal total begitu pula yang terjadi di Singapura pada tahun 1950.
Kewaspadaan dan kesadaran ummat agama harus dihidupkan karena dengan strategi itu komunis pernah berhasil di Rusia pada 1917. Kesuksesan menjadikan satu negara menjadi negara komunis juga menemui keberhasilannya di Vietnam utara pada tahun 1941-1946. Di Eropa timur mereka ini juga bisa memenuhi ambisinyapada tahun1948. Demikian pula komunis berjaya mengubah Laos pada tahun 1975 menjadi negara atheis.Satu hal yang tidak boleh dilupakan rezim komunis sempat pula berekuasa di Afganistan pada tahun1973.
Banyak faktor yang menyebabkan komunis berhasil dengan revolusinya yang selalu berdarah-darah. Dukungan dari disainer global yang bermaksud mengobok-obok satu negaradan menghancurkan agama merupakan salah satu faktornya. Faktor lain yang bisa mendukung ambisinya itu juga bisa berasal dari kaderisasi intensifnya di tingkat pedesaan pada stuktur masyarakat agraris atau di daerah pantai pada struktur masyarakat maritim, tak terkecuali di lembaga-lembaga pendidikan formal non-formal.
Perjuangan tani (atau nelayan,buruh,angkatan ke lima) bersenjata tercatat pernah sukses pada tahun 1949 di RRC.Begitu pula pada tahun 1975 di Kamboja dan pada tahun 1979 di Nikaragua. Di Indonesia tujuan untuk membangun Republik Soviet Indonesia mengalami jalan buntu. Hal itu terulang lagi pada tahun 1948 – 1955 di Malaysiakaum komunis harus merasakan patah arang dengan strateginya. Demikian juga harus gigit jari di Indonesia pada tahun 1965 dan hancur berkeping keping diBolivia pada tahun 1966 serta luluh lantak di Peru pada tahun1980( Drs. Iwan Gardono Sujatmiko, Ph.DKetua Jurusan Sosiologi FISIP-UI)
Provokasi di DIY
Tahun-tahun 1960-1964 gerakan komunis di Indonesia merasa berada di atas angin sehinggabermain kotor dengan melontarkan tuduhan dan fitnah keji terhadap lawan-lawan politiknya.Kekuatan-kekuatan Islam diintimidasidalam rangka menggerogoti keutuhan umat dan kelangsungan kehidupan beragama di Indonesia.
Hal seperti ini terjadi dan dirasakan di basis-basis perkampungan kaum santri di Yogyakarta. Mereka dengan kesombongannya mencoba memprovokasi dan mengganggu.Masa-masa awal ini adalah masa-masa perlawanan terhadap gerakan Komunis yang selalu mengintimidasi, memfitnah, dan merusak akidah Islam.
Situasi ketika PKI mengganggu dengan aksi terornya di Yogyakarta pada waktu itu mendorong pemuda-pemuda Islam di pemukiman santri memperisapkan diri secara fisik di berbagai perguruan bela diri. Konsentrasi latihan beladiri di berbagai perguruanitu dengan sengaja dipersiapkan dan diarahkan untuk menghadapi gerakan komunis. Gerakan melawan komunis inipun secara masif dijalankan oleh kelompok-kelompok pemuda yang kemudian membentuk kelompok tersendiri di kampung-kampung, seperti :
*Tapak Suci di kampung Kauman
*Benteng Melati di Kampung Kadipaten
*Perkasa di Kampung Suronatan
*Perguruan Eka Sejati di Kampung Karangkajen.
Anggota masing-masing perguruan bela diri itu tidak terbatas pada satu strata sosial yang tergabung dalam wadah Muhammadiyah saja, tetapi juga berasal dari berbagai kelompok pemuda Islam.Mereka banyak pula yang aktif di organisasi massa kepemudaan lainnya, terutama ketika umat bersatu padu melawan agitasi dan propaganda komunis. Perguruan-perguruan itu lahir dari ummat, khususnya Tapak Suci putera Muhammadiyahyang dikenal kedekatan hubungan ideogisnya dengan HMI yang sering disebut-sebut sebagai anak umat.
Alat propaganda PKI mengidentifisikan Tapak Suci sebagai sayap organaisasi dan tukang pukul HMI disebabkan seringnya membantu HMI dan kerap muncul bersama HMI dalam satu aktivitas. TAPAK SUCI membentuk kelompok inti yang terdiri dari 20 orang anggota, yang diberi nama KOSEGU (Korps Serba Guna). Untuk kali pertama KOSEGU secara aktif membantu penumpasan gerakan komunis di sekitar tahun 60-an di Yogyakarta (Portal Resmi Tapak Suci Putera Muhammadiyah).
Kehadiran Tapak Suci yang ikut menggalang kekuatan dalam melawan komunis pada waktu itu dimaksudkan supaya mendorong kemunculan perguruan bela diri sejenis di daerah-daerah lainnya, terutama kampung kantong-kantong Muhammadiyah.
Setelah meletusnya pemberontakan G30 S/PKImasing-masing lembaga perguruan bela diri tersebutlebih berkonsentrasimeningkatkan upaya perlawanannya terhadap para pemberontak komunis. Apalagi ditambah melihat kedekatan hubungan yang sangat erat antara organisasi organisasi sayap komunis (Pemuda Rakyat, CGMI, Gerwani, BTI dan Lekra dengan PKI sebagai organisasi induknya yang jelas terlihat dengan adanya garis komando langsung antara pemimpin PKI dengan perseorangan anggota itu yang dijalin melalui anggota PKI di dalammya.
Kebiadaban PKI di Yogyakarta selain merengut dua pahlawan revolusi dari TNI AD, Katamso dan Sugijono juga memakan korban pahlawan Ampera di Yogyakarta ketika mahasiswa, pemuda dan pelajar memperjuangkan amanat penderitaan rakyat. Namakedua pahlawan Ampera itu kemudian diabadikan menjadi nama laskar Aris Margono di Yogyakarta sebagaimana laskar Arif Rahman Hakim di Jakarta.
Keberingasan PKI di Yogyakarta pasca pemberontakan yang gagal pada tahun 1965 juga diperlihatkan dengan menyerbu kampung yang mayoritas penduduknya muslim.Dengan seragam kalau tidak hitam atau merah mereka dengan senjata telanjang memasuki wilayah kampung Islam di kota Yogyakarta dengan dibantu oknum-oknum kesatuan militer berseragam tertentu.
Setiap kali gerombolan ini masuk, kadang siang kadang malam hari, bunyi kentongan 3 kali bertalu-talu selalu ditabuh dari masjid sebagai pertanda datangnya serangan.Anak-anak muda yang sebelumnya dilatih dan digembleng oleh pasukan RPKAD pun bersiap-siap mempertahankan kampung dan berhasil mengusirnya. Ada kemiripan dengan teror subuh di Kanigoro 13 Januari 1965.
Tindakan teror lainnya juga dilakukan dengan cara menghadang para aktivis Islam di jalan-jalan yang menyebabkan sering menimbulkan konflik horizontal dengan para pendukung PKI di Yogyakarta.
Muhammadiyah yang juga berkantor pusat di Yogyakarta secara kelembagaan konsisten dalam kancah pertahanan keamanan dan bela negara.Sikap itu terlihat dengan dibentuknya Hizbul Wathan pada pra zaman perjuangan kemerdekaan dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) saat menghadapi makar pemberontakan G.30S / PKI.
Kontribusi positif Muhammadiyah di lapangan bela negara pada masa penghancuran G.30 S/ PKI tersebut didorong oleh kesadaran sejarahnya yang melihat teror PKI di berbagai daerah dirasa sudah mengancam rasa keadilan kemanusiaan secara masif dan mengganggu stabilitas serta eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa.
Atas dasar itu dengan dilandasi semangat jihad fisablillah yang didasari pula dengan dasar legal formal konstitusional, Muhammadiyah mendirikan pada tanggal 1 Oktober 1965 jam 21.30 WIB barisan bela negara yang dikenal dengan nama (Sejarah KOKAM,Administrator). Keputusan ini merupakan salah satu spirit organisasi dalam bentuk dukungan kongkrit aktif Muhammadiyah bersama dengan elemen bangsa lainnya dalam memberi dukungan moral material terhadap adanya berbagai bentuk ancaman dan gangguan keamanan bagi kelangsungan agama dan eksistensi umat Islam di Indonesia.
Ignatius Joseph Kasimo yang dikenal sebagai bapak politik umat Katolik Indonesia dan memiliki pemikiran dan wawasan yang luas menegaskan, bahwa komunisme, liberalism dan kapitalisme harus ditentang (Tempo 5 Februari 1977). Tiga isme itu sejatinya sama-sama produk konspirator global untuk menghancurkan semua negara dan semua agama. Sehingga sebenarnya yang harus ditentang dan diposisikan sebagai common enemy adalah dalang dibalik ideologi tersebut.
Penulis : Abi Fajar R.